1) Meninggalkan salah satu rukun
atau sengaja memutuskan rukun sebelum sempurna, umpamanya melakukan i’tidal
sebelum sempurna rukuk.
2) Meninggalkan salah satu syarat.
Misalnya berhadas, dan terkena najis yang tidak dimaafkan, baik pada badan
ataupun pakaian, sedangkan najis itu tidak dapat dibuang ketika itu juga. Kalau
najis itu dapat dibuang ketika itu juga, maka shalatnya tidak batal. Serta
terbuka aurat, sedangkan ketika itu tidak dapat ditutup. Kalau ketika itu juga
dapat ditutup kembali, maka shalat tidak batal.
3) Sengaja berbicara dengan
kata-kata yang biasa ditunjukkan kepada manusia, sekalipun kata-kata tersebut
bersangkutan dengan shalat, kecuali jika lupa.
Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ
رَسُوْلُ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاوِيَةُ ابْنِ حَكَمِ اِنَّ هٰذَهِ
الصَّلَاةَ لَايَصْلُحُ فِيْهَا شَيْئٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ اِنَّمَاالَّذِ ىْ
يَصْلُحُ فِيْهَاهُوَالتَّسْبِيْحُ وَالتَّكْبِيْرُوَقِرَاءَةُ الْقُرْاٰنِ. رواه
مسلم وأحمد.
Artinya: Rasulullah SAW berkata kepada
Mu’awiyah bin Hakam, “Sesungguhnya shalatitu tidak pantas disertai percakapan
manusia. Yang layak dalam shalat adalah tasbih, takbir dan membaca Qur’an.” (Riwayat Muslim dan Ahmad)
Apabila orang yang sedang shalat hendak
memberitahukan suatu kejadian karena amatpenting (darurat), misalnya
memperingatan imam, memperingatkan orang yang akan terjatuh, atau memberi izin
kepada orang yang akan masuk ke rumahnya, hendaklah ia membaca tasbih ( سُبْحَانَ
اللهِ ) kalau laki-laki; dan kalau perempuan
hendaklah bertepuk.
Rasullah SAW bersabda:
عَنْ
سَهْلِ بْنِ سَعْدٍعَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَابَهُ
شَيْئٌ فِىْ صَلَاتِهِ فَلْيُسَبِّحْ وَاِنَّمَاالتَّصْفِيْقُ لِلنِّسَاءِ. رواه
البخارى مسلم.
Artinya: Dari Sahl bin Sa’di, dari
Rasulullah SAW, “Barang siapa yang terpaksa untuk memberitahukan suatu kejadian
dalam shalat, hendaklah ia membaca tasbih, dan hanya bertepuk tangan untuk
perempuan.” (Riwayat
Bukahri dan Muslim)
Adapun berdehem-dehem atau menunjuki
bacaan imam apabila ia ragu-ragu atau lupa, tidaklah membatalkan shalat.
Rasullah SAW bersabda:
عَنْ
عَلِىٍّ كَانَ لِىْ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَدْخَلَانِ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَكُنْتُ اِذَادَخَلْتُ عَلَيْهِ
وَهُوَيُصَلِّىْ يَتَنَحْنَحُ لِىْ. رواه أحمدوابن ماجه
والنسائ.
Artinya: Dari Ali k.w. ia berkata, “Saya
diperbolehkan Rasulullah SAW datang kepada beliau, baik diwaktu siang ataupun
malam. Dan apabila saya datang kepada beliau di waktu beliau sedang shalat,
beliau berdehem-dehem kepada saya (untuk mengizinkan saya).” (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan
Nasai)
Rasulullah Bersabda:
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ اَنَّ النِّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلّٰى صَلَاةً
فَقَرَأَ فِيْهَافَلَبِسَ عَلَيْهِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لِأَبِىْ أَصَلَّيْتَ
مَعَنَاقَالَ نَعَمْ قَالَ فَمَامَنَعَكَ اَنْ تَفْتَحَهَاعَلَىَّ. رواه
أبوداود.
Artinya: Dari Ibnu Umar, “Sesungguhnya
Nabi SAW telah membaca sesuatu ketika shalat, tetapi beliau ragu-ragu pada
bacaan itu. Setelah shalat baliau berkata kepada Umar, ‘Adakah engkau ikut
shalat tadi bersama dengan kami?’ Jawab Umar, ‘Ya, saya ikut.’ Rasulullah SAW
berkata, ‘Mengapa tidak engkau tunjuki saya dalam bacaan tadi’?” (Riwayat Abu Dawud)
4) Banyak bergerak. Melakukan
sesuatu dengan tidak ada perlunya (hajat), seperti bergerak tiga langkah atau
memukul tiga kali berturut-turut. Karena orang yang dalam shalat itu hanya
disuruh mengerjakan yang berhubungan dengan shalat saja, sedangkan pekerjaan
yang lain hendaklah ditinggalkan.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ
بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ فِى
الصَّلَاةِ لَشُغْلًا. رواه البخارى ومسلم.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda, “Sesungguhnya dalam shalat itu sudah ada
pekerjaan yang tertentu (tidak layak ada pekerjaan lain).” (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
Adapun apabila ada hajat pada perbuatan
yang lain, maka tidak ada halangan. Umpamanya shalat sewaktu sangat takut dalam
peperangan, atau melihat kalajengking atau ular akan menggigit, maka tidak ada
halangan ia bergerak atau melangkah; begitu juga gerang yang sedikit, seperti
menggerakkan jari atau lidah, karena demikian itutidak mengubah rupa aturan
shalat.
5) Makan dan minum. Keterangannya
sebagaimana keterangan no.4 Keadaan makan dan minum itu sangat berlawanan
dengan keadaan shalat.
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini.