Sebab-sebab sujud sahwi adalah:
1) Ketinggalan tasyahud pertama atau
ketinggalan qunut, menurut pendapat-pendapat yang telah dijelaskan
terdahulu dalam pembahasan “sunat yang lebih penting”.
Rasulullah SAW:
عَنِ
الْمُغِيْرَةِ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَاقَامَ
اَحَدُكُمْ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ فَلَمْ يَسْتَتِمَّ قَائِمًافَلْيَجْلِسْ وَاِنِ
اسْتَتَمَّ قَائِمًافَلَايَجْلِسْ وَيَسْجُدْسَجْدَتَيِ السَّهْوِ. رواه
أحمد.
Artinya: Dari Al-Mugirah. Rasulullah SAW
telah berkata, “Apabila salah seorang dari kamu berdiri sesudah dua rakaat
tetapi ia belum sampai sempurna berdiri, hendaklah ia duduk kembali (untuk tasyahud pertama); dan jika ia
sudah berdiri betul, maka ia jangan duduk kembali, dan hendaklah ia sujud dua
kali (sujud sahwi).” (Riwayat Ahmad)
2) Kelebihan rakaat, rukuk, atau
sujud karena lupa.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ
ابْنِ مَسْعُوْدٍ اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى
الظُّهْرَخُمْسًافَقِيْلَ لَهُ اَزِيْدَفِى الصَّلَاةِ؟ فَقَالَ لَاوَمَاذٰلِكَ
فَقَالُوْاصَلَّيْتَ جَمْسًافَسَجَدَ سَجْدَ تَيْنِ. رواه
البخارى ومسلم.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, “Sesungguhnya
Nabi SAW telah shalat dzuhur lima rakaat. Maka orang bertanya kepada beliau.
Jwab beliau, ‘Tidak’. Mereka yang melihat beliau shalat berkata, ‘Engkau telah
shalat lima rakaat,’ Mendengar keterangan mereka demikian, maka beliau terus
sujud dua kali. (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
3) Karena syak (ragu) tentang
jumlah rakaat yang telah dijalankan. Umpamanya ragu apakah rakaat yang
sudah dikerjakan itu tiga atau empat, maka hendaklah ia tetapkan bilangan yang
diyakininya, yaitu tiga rakaat, maka ia tambah satu rakaat lagi, kemudian sujud
sahwi sebelum memberi salam.
Sabda Rasulullah SAW:
عَنْ
اَبِىْ سَعِيْدِ الْخُدْرِىِّ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اِذَاشَكَّ اَحَدُكُمْ فِىْ صَلَاتِهِ فَلَمْ يَدْرِكُمْ صَلّٰى اَثَلَاثًااَمْ
اَرْبَعًافَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلٰى مَااسْتَيْقَنَ ثُمَّ
يَسْجُدُسَجْدَتَيْنِ قَبْلَ اَنْ يُسَلِّمَ. رواه
أحمد ومسلم.
Artinya: Dari Abu Sa’id Al-Khudri. Nabi
SAW berkata, “Apabila salah seorang dari kamu ragu dalam shalat, apakah ia
sudah mengerjakan tiga atau empat, maka hendaklah dihilangkannya keraguan itu,
dan diteruskan shalatnya menurut yang diyakini, kemudian hendaklah sujud dua
kali sebelum salam.” (Riwayat
Ahmad dan Muslim)
4) Apabila kurang rakaat shalat karena
lupa.
Sabda Rasulullah SAW:
عَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِحْدٰى صَلَاتَيِ الْعَشِيِّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ
ثُمَّ قَامَ اِلٰى خَشْبَةٍ فِى مُقَدَّمِ الْمَسْجِدِفَوَضَعَ يَدَهُ
عَلَيْهَاوَفِى الْقَوْمِ اَبُوْبَكْرٍوَعُمَرُ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَافَهَابَااَنْ يُكَلِّمَاهُ وَخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ
فَقَالُوْاقُصِرَتِ الصَّلَاةِ وَفِى الْقَوْمِ رَجُلٌ يَدْعُوْهُ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاالْيَدَيْنِ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ
اَنَسِيْتَ اَمْ قُصِرَتِ الصَّلَاةُ؟ فَقَالَ لَمْ اَنْسَ وَلَمْ تُقْصَرْقَالَ
بَلٰى قَدْنَسِيْتَ فَصَلّٰى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَثُمَّ
سَجَدَمِثْلَ سُجُوْدِهٖ اَوْ اَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ
فَكَبَّرَفَسَجَدَمِثْلَ سُجُوْدِهٖ اَوْاَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ
وَكَبَّرَ. متفق عليه والفظ للبخارى.
Artinya: Abu Hurairah RA telah
menceritakan hadits berikut: Nabi SAW melakukan slah satu dari dua shalat sore
hari hanya dua rakaat, lalu memberi salam kemudian beliau berdiri menuju ke
sebuah tonggak kayu di depan masjid, lalu meletakkan tangan di atasnya,
sedangkan di antara kamu (yang bermakmum) terdapat Abu Bakar dan Umar, tetapi keduanya
merasa segan berbicara kepadanya. Kemudian keluarlah (dari masjid)
orang-orang yang tergesa-gesa seraya mengatakan, “Shalat telah dipersingkat.”
Diantara kaum itu terdapat seorang laki-laki yang dipanggil oleh Nabi SAW
dengan nama julukan Zul Yadain. Lalu laki-laki itu berkata, “Wahai Rasulullah
apakah engkau lupa, ataukah shalat telah diperpendek?” Nabi SAW menjawab, “Aku
tidak lupa dan shalat tidak diperpendek.” Lelaki itu berkata, “Memang benar,
engkau telah lupa.” Maka Nabi SAW shalat (lagi) dua rakaat, lalu
bersalam. Kemudian Nabi SAW bertakbir dan melakukan sujud seperti sujud
sebelumnya atau lebih lama (dari padanya), lalu beliau mengangkat
kepalanya seraya bertakbir dan melalukan sujud lagi sama dengan sujud
sebelumnya atau lebih lama lagi, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya
bertakbir. (Muttafaq’alaih. Lafadz hadits ini menurut Imam Bukhari)
Yang dimaksud dengan “Salah satu dari dua
shalat sore hari” ialah, riwayat Imam Muslim menafsirkannya sebagai shalat
Asar. Al-‘asyiyyi ialah waktu antara tergelincir hingga terbenamnya
matahari. Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa shalat yang dimaksud adalah
shalat dzuhur. Perbedaan pendapat ini terjadi mungkin karena kisahnya banyak.
Hukum sujud sahwi itu sunat, yang penting
ialah untuk imam dan orang yang shalat sendiri, sedangkan makmum wajib
mengikuti imamnya. Berarti kalau imam sujud, ia wajib pula sujud mengikuti
imamnya; dan apabila imam tidak sujud, ia tidak boleh sujud sendiri.
Bacaan sujud sahwi sama dengan bacaan
sujud rukun. Begitu juga bacaan duduk antara dua sujud, sama dengan bacaan
duduk diantara dua sujud masuk rukun.
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini.