Rukun Shalat (Bag.6)


Rukun Shalat
11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW
Waktu membacanya ialah ketika duduk akhir sesudah membaca tasyahud akhir.adapun shalawat atas keluarga beliau menurut Syafii tidak wajib melainkan hanya sunat.
Lafadz shalawat:
عَنْ اَبِىْ مَسْعُوْدٍ قَالَ اَتَانَارَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ بَشِيْرُ٬ اَمَرَنَااللهُ اَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّى عَلَيْكَ؟ قَالَ قُوْلُوا: اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَاصَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ كَمَابَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ. رواه أحمد ومسلم والنسائى والترمذى.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud. Rasulullah SAW telah datang kepada kami, maka Basyir berkata kepada beliau, “Allah telah menyuruh kami supaya membacakan shalawat atas engkau?” Beliau menjawab, “Katakanlah olehmu, ‘Ya Tuhanku, berilah rahmat atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi Ibeahim, dan berilah karunia atas Nabi Muhammad dan atas keluarga beliau sebagaimana Engkau telah memberi karunia atas keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkaulah Yang Amat Terpuji dan Amat Mulia’.” (Riwayat Ahmad, Muslim, Nasai dan Tirmidzi)

Sekurang-kurangnya membaca shalawat seperti berikut:
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ.
Artinya: “Ya tuhanku, berilah rahmat atas Muhhamad dan keluarganya.”

Yang berpendapat wajib dibaca dalam shalat sesudah membaca tasyahud akhir mengemukakan alasan bahwa pertanyaan dalam hadits tersebut menurut riwayat lain adalah pertanyaan mengenai cara membaca shalawat dalam shalat.
Rasulullah SAW bersabda:
اَمَرَنَااللهُ اَنْ نُصَلِّىَ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّىْ عَلَيْكَ اِذَاع نَحْنُ صَلَّيْنَاعَلَيْكَ فِىْ صَلَاتِنَا قَالَ قُوْلُوْا..... الخ. رواه ابن خزيمة والدارقطنى وابن حبان.
Artinya: “Allah telah menyuruh kami supaya membaca shalawat atas engkau. Maka bagaimanakah cara kami membaca shalawat atasmu. Kapan kami membaca shalawat atasmu dalam shalat kami?” Rasulullah SAW menjawab, “Katakanlah olehmu Allahumma... dan seterusnya seperti yang tersebut dalam hadits pertama tadi.” (Riwayat Ibnu Khuzaimah, Daruqutni, dan Ibnu Hibban)

Dengan riwayat ini maka jelaslah bahwa yang dipersoalkan ialah membaca shalawat dalam shalat.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍعَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِذَاتَشَهَّدَ اَحَدُكُمْ فِىْ الصَلَاةِ فَلْيَقُلْ: اَللّٰهُمَّ صَلِّ.... الخ. رواه البيهقى والحاكم.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi SAW, “Apabila salah seorang diantara kamu telah membaca tasyahud dalam shalat, hendaklah ia membaca Allahumma salli .... (shalawat) sampai akhir.” (Riwayat Baihaqi dan Hakim)

12. Memberi salam yang pertama (ke kanan)
Rasullah SAW bersabda :
تَحْرِيْمُهَاالتَّكْبِيْرُوَتَحْلِيْلُهَاالتَّسْلِيْمُ. رواه أبوداودوالترمذى.
Artinya: “Permulaan shalat itu takbir dan penghabisannya salam.” (Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)
كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلَّمُ تَسْلِيْمَةً فِى الْوِتْرِ. رواه أبوابن حبان.
Artinya: Rasulullah SAW memberi salam hanya sekali pada shalat witir. (Riwayat Ibnu Hibban)

Lafadz salam yang sempurna, yaitu:
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. رواه أبوداودوابن حبان.
Artinya: “Mudah-mudahan selamatlah kamu dengan rahmat dan berkah Allah.” (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Hibban)

Sekurang-kurangnya mengucapkan:
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ
Artinya: “Mudah-mudahan kesejahteraan bagi kamu.”

Sebagian ulama berpendapat bahwa memberi salam itu wajib dua kali, ke kanan dan ke kiri. Mereka mengambil alasan hadits berikut:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍاَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِيْنِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُ اللهِ حَتّٰى يُرٰى بَيَاضُ خَدِّهِ. رواه الخمسة وصححه الترحذى.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud. Sesungguhnya Nabi SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri. Beliau mengucapkan, “Assalamu’alaikum warahmatullah. Assalamu’alaikum warahmatullah.” Sehingga kelihatan putih pipi beliau. (Riwayat lima ahli hadits dan disahkan oleh turmudzi)

Ulama yang pertama menjawab bahwa salam ke dua yang tersebut dalam hadits sunat, bukan wajib. Dengan demikian, kedua hadits yang seolah-olah berlawanan itu dapat dipergunakan bersama-sama.

13. Menertibkan rukun
Artinya meletkkan tiap-tiap rukun pada tempatnya masing-masing menurut susunan yang telah disebutkan di atas.
Rasullah SAW:
صَلُّوْاكَمَارَأَيْتُمُوْنِىْ اُصَلِّىْ. رواه البخارى.
Artinya: “Shalatlah kamu sebagaimana kamu lihat saya shalat.” (Riwayat Bukhari)

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini.