Rukun Shalat
11. Membaca shalawat atas Nabi
Muhammad SAW
Waktu membacanya ialah ketika duduk akhir
sesudah membaca tasyahud akhir.adapun shalawat atas keluarga beliau menurut
Syafii tidak wajib melainkan hanya sunat.
Lafadz shalawat:
عَنْ
اَبِىْ مَسْعُوْدٍ قَالَ اَتَانَارَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ لَهُ بَشِيْرُ٬ اَمَرَنَااللهُ اَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّى
عَلَيْكَ؟ قَالَ قُوْلُوا: اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَاصَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى
سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ كَمَابَارَكْتَ عَلٰى
سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ. رواه
أحمد ومسلم والنسائى والترمذى.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud. Rasulullah SAW
telah datang kepada kami, maka Basyir berkata kepada beliau, “Allah telah
menyuruh kami supaya membacakan shalawat atas engkau?” Beliau menjawab, “Katakanlah
olehmu, ‘Ya Tuhanku, berilah rahmat atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi
Ibeahim, dan berilah karunia atas Nabi Muhammad dan atas keluarga beliau
sebagaimana Engkau telah memberi karunia atas keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Amat Terpuji dan Amat Mulia’.” (Riwayat Ahmad, Muslim, Nasai
dan Tirmidzi)
Sekurang-kurangnya membaca shalawat seperti
berikut:
اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ.
Artinya: “Ya tuhanku, berilah rahmat
atas Muhhamad dan keluarganya.”
Yang berpendapat wajib dibaca dalam
shalat sesudah membaca tasyahud akhir mengemukakan alasan bahwa pertanyaan
dalam hadits tersebut menurut riwayat lain adalah pertanyaan mengenai cara
membaca shalawat dalam shalat.
Rasulullah SAW bersabda:
اَمَرَنَااللهُ
اَنْ نُصَلِّىَ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّىْ عَلَيْكَ اِذَاع نَحْنُ
صَلَّيْنَاعَلَيْكَ فِىْ صَلَاتِنَا قَالَ قُوْلُوْا..... الخ.
رواه ابن خزيمة والدارقطنى وابن حبان.
Artinya: “Allah telah menyuruh kami
supaya membaca shalawat atas engkau. Maka bagaimanakah cara kami membaca
shalawat atasmu. Kapan kami membaca shalawat atasmu dalam shalat kami?”
Rasulullah SAW menjawab, “Katakanlah olehmu Allahumma... dan seterusnya seperti
yang tersebut dalam hadits pertama tadi.” (Riwayat Ibnu Khuzaimah,
Daruqutni, dan Ibnu Hibban)
Dengan riwayat ini maka jelaslah bahwa
yang dipersoalkan ialah membaca shalawat dalam shalat.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ
ابْنِ مَسْعُوْدٍعَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِذَاتَشَهَّدَ
اَحَدُكُمْ فِىْ الصَلَاةِ فَلْيَقُلْ: اَللّٰهُمَّ صَلِّ....
الخ. رواه البيهقى والحاكم.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi
SAW, “Apabila salah seorang diantara kamu telah membaca tasyahud dalam shalat,
hendaklah ia membaca Allahumma salli .... (shalawat) sampai akhir.” (Riwayat
Baihaqi dan Hakim)
12. Memberi salam yang pertama (ke
kanan)
Rasullah SAW bersabda :
تَحْرِيْمُهَاالتَّكْبِيْرُوَتَحْلِيْلُهَاالتَّسْلِيْمُ.
رواه أبوداودوالترمذى.
Artinya: “Permulaan shalat itu takbir
dan penghabisannya salam.” (Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)
كَانَ
النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلَّمُ تَسْلِيْمَةً فِى
الْوِتْرِ. رواه أبوابن حبان.
Artinya: Rasulullah SAW memberi salam
hanya sekali pada shalat witir. (Riwayat Ibnu Hibban)
Lafadz salam yang sempurna, yaitu:
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. رواه
أبوداودوابن حبان.
Artinya: “Mudah-mudahan selamatlah
kamu dengan rahmat dan berkah Allah.” (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
Sekurang-kurangnya mengucapkan:
اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ
Artinya: “Mudah-mudahan kesejahteraan
bagi kamu.”
Sebagian ulama berpendapat bahwa memberi
salam itu wajib dua kali, ke kanan dan ke kiri. Mereka mengambil alasan hadits
berikut:
عَنِ
ابْنِ مَسْعُوْدٍاَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يُسَلِّمُ عَنْ يَمِيْنِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُ اللهِ حَتّٰى يُرٰى بَيَاضُ خَدِّهِ. رواه
الخمسة وصححه الترحذى.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud. Sesungguhnya
Nabi SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri. Beliau mengucapkan, “Assalamu’alaikum
warahmatullah. Assalamu’alaikum warahmatullah.” Sehingga kelihatan putih pipi
beliau. (Riwayat lima ahli hadits dan disahkan oleh turmudzi)
Ulama yang pertama menjawab bahwa salam
ke dua yang tersebut dalam hadits sunat, bukan wajib. Dengan demikian, kedua
hadits yang seolah-olah berlawanan itu dapat dipergunakan bersama-sama.
13. Menertibkan rukun
Artinya meletkkan tiap-tiap rukun pada
tempatnya masing-masing menurut susunan yang telah disebutkan di atas.
Rasullah SAW:
صَلُّوْاكَمَارَأَيْتُمُوْنِىْ
اُصَلِّىْ. رواه البخارى.
Artinya: “Shalatlah kamu sebagaimana
kamu lihat saya shalat.” (Riwayat Bukhari)
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini.