Sunat Muakkad


Dalam madzhab Syafii ada dua sunat yang lebih penting daripada yang disebutkan pada sunat-sunat shalat, sehingga bila salah satu dari keduanya ditinggalkan hendaklah diganti dengan sujud sahwi[1].

1) Membaca tasyahud pertama sesudah sujud kedua dari rakaat yang kedua sebelum berdiri pada rakaat yang ketiga.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُحَيْنَةَ صَلّٰى بِنَارَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ فَقَامَ وَعَلَيْهِ جُلُوْسٌ فَلَمَّاكَانَ فِىْ اٰخِرِصَلَاتِهِ سَجَدَسَجْدَتَيْنِ وَهُوَجَالِسٌ. رواه البخارى ومسلم.
Artinya: Dari Abdullah bin Buhainah, “Kami telah shalat dzuhur bersama-sama Rasulullah SAW. beliau berdiri dan beliau ketinggalan duduk tasyahud pertama. Maka pada akhir shalat, beliau sujud dua kali.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ اِنَّ مُحَمَّدًاصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اِذَاقَعَدْتُمْ فِىْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ فَقُوْلُواالتَّحِيَّاتُ لِلّٰهِ وَالصَّلَوَاتُ.... الج. رواه أحمد والنسائ
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud. Ia berkata, “Sesungguhnya Muhammad SAW telah berkata, ‘Apabila kamu duduk pada tiap-tiap du rakaat shalat, hendaklah kamu baya attahiyyatu lillah was-salawatu dan seterusnya.” (Riwayat Ahmad dan Nasai)

2) Qunut sesudah i’tidal yang akhir pada shalat Subuh atau Witir sejak malam tanggal 16 Ramadhan sampai akhirnya.

عَنْ اَنَسٍ قَالَ مَازَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِى الصُّبْحِ حَتّٰى فَارَقَ الدُّنْيَا. رواه الامام أحمد.
Artinya: Dari Anas. Ia berkata, “Rasulullah SAW senantiasa membaca do’a qunut pada shalat Subuh sehingga sampai saat beliau meninggal dunia.” (Riwayat Imam Ahmad)

Lafadz do’a qunut:



[1] Sujud sahwi ialah sujud dua kali sesudah tasyahud akhir sebelum salam, yaitu sujud karena kelupaan.

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini.