1) Orang adzan dan iqamah hendaklah menghadap ke
kiblat.
2) Hendaklah berdiri, arena dengan berdiri itu lebih
pantas dalam arti pemberitahuan.
Rasulullah SAW bersabda :
يَابِلَالُ قُمْ
فَنَادِبِالصَّلَاةِ- رواه مسلم
Artinya :
“Hai bilal, berdirilah, lalu adzanlah
untuk shalat.” (Riwayat
Muslim)
3) Hendaklah dilakukan di tempat yang tinggi, agar
lebih jauh terdengar.
4) Muazin hendaklah orang yang keras dan baik
suaranya, agar lebih banyak menarik pendengar untuk datang ke tempat shalat.
Rasulullah SAW bersabda :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدٍ: أَلْقِهِ عَلىٰ
بِلَالٍ فَاِنَّهُ اَنْدٰى صَوْتًامِنْكَ- رواه
أبوداود.
Artinya :
Rasulullah SAW telah berkat kepada
Abdullah bin Zaid, “Ajarkanlah lafaz adzan kepada Bilal, karena sesungguhnya
suaranya lebih keras dan lebih baik daripada suaramu.” (Riwayat Abu Dawud)
5) Muadzin hendaklah suci dari hadas dan najis.
6) Membaca shalawat atas Nabi SAW sesudah selesai
adzan, kemudian berdoa dengan do’a ini :
اَللهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ
الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ اۤتِ مُحَمَّدً نِ
الْوَسِيْلَةَوَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدًانِ الَّذِىْ
وَعَدْتَهُ- رواه أحمد وأبوداود والترمذى
Artinya :
“Ya Allah, Tuhan yang mempunyai seruan
yang sempurna ini dan shalat yang sedang didirikan ini, berilah Nabi Muhammad
SAW derajat yang tinggi dan pangkat yang mulia, dan berilah dia kedudukan yang
terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya.” (Riwayat Bukhari dan lain-lainnya)
7) Disunatkan membaca doa di antara adzan dan
iqamah.
Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ اَنَسِ بْنِ
مَالِكِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلدُّعَاءُ
لَايُرَدُّبَيْنَ الْاَذَانِ وَالْاِقَامَةِ- رواه
أحمد وأبوداود والترمذى
Artinya :
Dari Anas bin Malik. Ia berkata, “Rasulullah
telah berkata, ‘Doa (Permintaan)
di antara adzan dan iqamah tidak ditolak’.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan
Tirmizi)
Pendengar adzan hendaklah turut pula
menyebut dengn perlahan-lahan seperti kalimat azan yang diucapkan muadzin,
kecuali sewaktu mudzin menyebutkan kalimat :
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ
عَلَى الْفَلَاحِ
Hayya ‘alas-salah, hayya ‘alal-falah
Yang mendengan hendajlah membaca :
لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ
اِلَّابِاللهِ.
La haula wala quwwata illa billah.
Begitu juga yang mendengar iqamah,
hendaklah turut membaca apa-apa yang dibaca muadzin, kecuali sewaktu ia
membaca:
قَدْقَامَتِ الصَّلَاةُ.
Qad qamatis-salah,
Yang mendengar hendaklah membaca :
اَقَامَهَااللهُ
وَاَدَامَهَا.
Aqamahallahu wa adamaha
Rasulullah SAW bersabda :
اِذَاسَمِعْتُمُ
النِّدَاءَفَقُوْلُوْامِثْلَ مَايَقُوْلُ الْمُؤَذِّنُ. رواه
البخارى ومسلم- وفى رواية مسام اسْتِثْنَاءُ
الْحَيَّعَلَتَيْنِ فَيَقُوْلُ السَّامِعُ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّابِاللهِ.
Artinya
: “Apabila kamu mendenganr adzan, hendaklah kamu berkata seperti yang
dikatakan oleh muadzin.” (Riwayat Bukhori dan Muslim). Pada riwayat
Muslim dikataan, kecuali sewaktu mendengar Hayaa ‘alas-salah. Hayya ‘alal-falah,
maka yang mendengar hendaklah berkata la haula wala quwwata illa billah.”
(Riwayat Abu Dawud)
عَنْ شَهْرِبْنِ حُوْشَبٍ
اَنَّ بِلَالًااَخَذَفِى الْاِقَامَةِ فَلَمَّااَنْ قَالَ قَدْقَامَتِ الصَّلَاةُ
قَالَ النَّبِيُّ الصَّلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَقَامَهَااللهُ
وَاَدَامَهَا- رواه أبوداود.
Artinya : Dari Syahar bin Husyab, “Sesungguhnya
Bilal telah qamat (iqamah). Tatkala ia mengucapkan qad qamatis-salah,
Rasulullah SAW menyebutkan aqamahallahu wa adamaha.” (Riwayat Abu Dawud)
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini.