Rasulullah SAW bersabda :
لَايَقْبَلُ
اللهُ صَلَاةَ اَحَدِكُمْ اِذَااَحْدَثَ حَتّٰى يَتَوَضَّأُ – رواه
البخارى ومسلم.
Artinya: “Allah tidak menerima shalat
seseorang di antara kamu apabila ia berhadas hingga ia berwudhu.”(Riwayat
Bukhari dan Muslim)
Firman Allah SWT :
وَاِنْ
كَنْتُمْ جُنُبًافَاطَّهَّرُوْا – المائدة ٦
Artinya: “Jika kamu junub, maka
mandilah.” (Al-Maidah: 6)
2. Suci badan, pakaian, dan tempat
dari najis.
Firman Allah SWT :
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ. المدّثّر
٤
Artinya: “Dan bersihkanlah pakaianmu.”
(Al-Muddatsir: 4)
Rasulullah SAW bersabda :
قَالَ
النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِيْنَ بَالَ الْأَعْرَابِىُّ فِى
الْمَسْجِدِ: صَبُّوْاعَلَيْهِ ذَنُوْبًامِنْ مَاءِ. رواه
البخارى ومسلم.
Artinya: Ketika orang Arab Badui
kencing di dalam masjid, Rasulullah berkata, “Tuangi olehmu kencing itu dengan
setimba air.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Najis yang sedikit atau yang sukar
memeliharanya (menjaganya) –seperti nanah bisul, darah khitan, dan darah
berpantik yang ada di tempatnya—diberi keringanan untuk dibawa shalat.
Kaidah : “Kesukaran itu membawa
kemudahan.”
3. Menutup aurat.
Aurat ditutup dengan sesuatu yang dapat
menghalangi terlihatnya warna kulit. Aurat laki-laki antara pusar sampai lutut,
aurat perempuan seluruh badannya kecuali muka dan dua tapak tangan.
Firman Allah SWT:
يٰبَنِيْٓ
اٰدَمَ خُذُوْزِيْنَتَكُمْ عِنْدَكُلِّ مَسْجِدٍ.- الاعراف
۳١
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (Al-A’raf: 31)
Yang dimaksud dengan “pakaian” dalam ayat
ini ialah pakaian untuk shalat.
Rasulullah SAW bersabda:
عَوْرَةٌالرَّجُلِ
مَابَيْنَ سُرَّتِهِ اِلىٰ رُكْبَتِهِ. رواه الدارقطنى
والبيهقى.
Artinya: “Aurat laki-laki ialah antara
pusar sampai dua lutut,” (Riwayat Daruqutni dan Baihaqi)
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ
عَائِشَةَاَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَايَقْبَلُ
اللهُ صَلَاةَحَائِضٍ اِلَّابِخِمَارٍ- رواه الخمسة
الّاالنسائ
Artinya: Dari Aisyah. Bahwa Nabi SAW
telah berkata, “Allah tidak menerima shalat perempuan yang telah baligh
(dewasa) melainkan dengan bertelekung (kerudung),” (Riwayat lima
ahli hadis selain Nasai)
عَنْ
اُمِّ سَلَمَةَاَنَّهَاسَأَلَتِ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اَتُصَلِّى الْمَرْأَةُفِىْ دِرْعٍ وَخِمَارٍوَلَيْسَ عَلَيْهَااِزَارٌ؟قَالَ
نَعَمْ اِذَاكَانَ الدِّرْعُ سَابِغًايُغَطِّىْ ظُهُوْرَقَدَمَيْهَا. رواه
أبوداود
Artinya: Dari Ummu Salamah.
Sesungguhnya ia telah bertanya kepada Nabi SAW. “Bolehkah perempuan shalat
hanya memakai baju kurung dan kerudung (telekung) saja, tidak memakai
kain?” Jawab Nabi SAW, “Boleh, kalau baju kurung itu panjang sampai menutupi
kedua tumitnya.” (Riwayat Abu Dawud)
4. Mengetahui masuknya waktu shalat.
Di antara syarat sah shalat ialah
mengetahui bahwa waktu shalat sudah tiba. Keterangannya telah tersebut dalam
pasal yang menerangkan waktu shalat.
5. Menghadap ke kiblat (ka’bah).
Selama dalam shalat wajib menghadap ke
kiblat. Kalau shalat berdiri atau shalat duduk menghadap dada. Kalau shalat
berbaring, menghadap dengan dada dan muka. Kalau shalat menelentang, hendaklah
dua tapak kaki dan mukanya menghadap ke kiblat; kalau mungkin, kepalanya
diangkat dengan bantal atau sesuatu yang lain.
Firman Allah SWT:
فَوَلِّ
وَجْهَكَ شَطْرَالْمَسْجِدِالْحَرَامِ وَحَيْثُ مَاكُنْتُمْ فَوَلُّوْاوُجُهِكُمْ
شَطْرَهٗ. البقرة ١٤٤
Artinya: Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.”
(Al-Baqarah: 144)
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini.