1. Shalat, baik shalat fardhu ataupun shalat sunat.
2. Tawaf, baik tawaf fardhu ataupun tawaf sunat.
3. Menyentuh, membawa
atau mengangkat Mushaf (Al-Qur’an).
Keterangan
ketiga larangan ini ialah beberapa hadits yang tercantum dalam larangan hadaskecil.
4. Membaca Al-Qur’an.
Rasulullah
SAW bersabda :
لَايَقْرَأُالْجُنُبُ
وَلَا الْحَائِضُ شَيْئًامِنَ الْقُرْاٰنِ. رواه
الترمذى وأبوداودوابن ماجه
Artinya :
“Tidak boleh bagi orang junub dan orang haid membaca sesuatu dari Al-Qur’an.” (HR. Tirmizi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Adapun membaca
dzikir-dzikir yang tersebut dalam Al-Qur’an diperbolehkan, asal tidak berniat
untuk membaca Al-Qur’an.
5. Berhenti dalam
masjid.
Firman Allah
SWT :
يٰٓاَيُّهَاالَّذِيْنَ
اٰمَنُوْالَاتَقْرَبُوْاالصَّلوٰةَ وَاَنْتُمْ سُكَارٰى حَتّٰى
تَعْلَمُوْامَاتَقُوْلُوْنَ وَلَاجُنُبًااِلَّاعَابِرِىْ سَبِيْلٍ حَتّٰى
تَغْتَسِلُوْا- النسٓاء ٤٣
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedangkan kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan; (jangan pula hampiri masjid),
sedangkan kamu dalam keadaan junub. Kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi.” (An-Nisa : 43)
Yang dimaksud
dengan shalat dalam ayat ini ialah tempat shalat yang dengan qarinah ‘abiri
sabil, karena yang dapat dilalui hanya tempat shalat itu.
Yang diperbolehkan
dalam ayat tersebut hanya melalui tempat shalat. Yang dimaksud dengan tempat
shalat dalam ayat ini ialah masjid. Jadi, berhenti atau duduk dalam masjid
tidak diperbolehkan.
Sabda
Rasulullah SAW :
لَااُحِلُّ
الْمَسْجِدَلِحَائِضِ وَلَاجُنُبٍ – رواه أبوداود.
Artinya :
“Saya tidak menghalalkan masjid bagi orang yang sedang haid dan tidak pula bagi
orang yang sedang junub,” (HR. Abu Dawud)
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini.